Ilmu Budaya
Dasar
“MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP”
Dosen : Normanshah Banowo
Dosen : Normanshah Banowo
Wiwin
Kusuma Pratiwi
1EA30
17216704
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun tulisan ilmu budaya dasar ini.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah “Ilmu Budaya Dasar” kami Pak Normanshah Banowo yang telah membimbing
saya dalam mata kuliah yang bersangkutan.
Dalam tugas ini saya dapat menyelesaikan tulisan tentang”Manusia dan pandangan hidup”. Makalah
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ilmu budaya dasar. Semoga
karya tulis yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi saya dan semua pembaca.
Demikian kata pengantar ini saya buat. Saya menyadari
bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu saya mohon
maaf bila ada kesalahan kata dalam pembuatan tulisan ini, Saya harap kritik dan saran pembaca yang
membangun dapat membuat tulisan ini lebih baik. Terima Kasih.
Bekasi, 20 Desember
2016
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Pengertian
Pandangan Hidup
Yang
dimaksud dengan pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang kehidupan
atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan. Akibat dari
pandangan hidup yang berbeda-beda, maka timbullah secara umum pandangan hidup
yang dapat dikelompok-kelompokkan disebut aliran atau paham. Misalnya, manusia
yang mengutamakan diri sendiri yang menimbulkan paham individualisme dan
manusia yang mengutamakan kepentingan umum atau masyarakat yang
menimbulkan paham sosialisme.
Berdasarkan
nilai hidupnya, Eduard Spranger membagi manusia atas enam tipe, yaitu menusia
ekonomi, politik, sosial, pengetahuan, seni, dan agama. Berdasarkan klasifikasi
tersebut yang dimaksud dengan manusia ekonomi adalah orang yang suka bekerja,
suka mengumpulkan harta, bersifat agak kikir, dan perhitungan. Sehingga, dari
sifat-sifat manusia seperti itu akan lahir manusia yang disebut homo economicus
yang mendasarkan kehidupannya terutama atas kepentingan ekonomi. Dalam abad XX
ini, terdapat dua aliran besar dalam pemikiran atau pandangan ekonomi, yaitu
kapitalisme dan sosialisme.
Dalam aliran
kapitalisme, seorang individu akan berusaha sendiri mempergunakan modal uang
dimilikinya untuk mengembangkan dirinya. Paham kapitalisme, umumnya berkembang
di negara-negara Barat yang memiliki nilai hidup. Sedangkan, paham sosialisme
umumnya berkembang di negara-negara Timur (negara berkembang). Oleh karena itu,
negara yang diserahi rakyatnya mengurus kepentingannya, harus mengutamakan
kepentingan umum agar kemiskinan dapat dihilangkan sehingga masyarakat menjadi
sejahtera.
Pandangan
hidup juga tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia pada
umumnya. Oleh karena itu, pandangan hidup yang sempurna yang merupakan wujud
pertama kebudayaan tidak boleh terlepas dari nilai budaya. C. Kluckhohn dalam
karyanya Variations in Value Orientation mengemukakan tentang adanya lima
masalah dasar manusia, yaitu manusia dan hidup, manusia dan karya, manusia dan
waktu, manusia dan alam, manusia dan sesama manusia.
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan
rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta
undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah
dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup.
Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh
siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki
oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah
sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya
kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya
ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya
biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan
hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan
hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak
akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta
kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang
Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam
keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang
diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini
disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
- Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
- Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
- Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
- Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
- Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun
demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan
hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita
atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan,
sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang
mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan
Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat
elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya
bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok
orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology.
Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun
masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
CONTOH KASUS MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Berbagai Harapan Masyarakat kepada
Presiden Terpilih
KBRN,
Pekanbaru : Hari pemungutan suara Pemilu presiden dan wakil presiden tanggal 9
Juli 2014. Berbagai harapan disampaikan kepada presiden dan wakil presiden
terpilih.
Seperti dikatakan salah seorang
warga Pekanbaru, Aman Efli, berharap presiden
terpilih
dapat memperjuangkan hak-hak rakat, karena presiden menentukan arah kebijakan
pemerintahan.
"Kan presiden yang membuat
kebijakan, jadi bisa dia memperjuangkan hak rakyat," ujarnya, Jumat
(06/06/2014).
Sementara Kasmini, salah seorang ibu
rumah tangga, berharap presiden terpilih dapat mensejahterakan seluruh masyarakat
Indonesia secara berkeadilan.
"Harus adil, jangan di kota
saja yang sejahtera, kita di desa ini juga harus diperhatikan," harapnya.
Begitu juga dengan Wagiman salah seorang petani di Kabupaten Kampar
berharap agar dapat memajukan dan mensejahterkan petani dan umumnya mengangkat
kemiskinan dari Indonesia.
"Kita petani ini masih belum
sejahtera, jadi kita berharap sekali dengan presiden yang baru," katanya.
Sedangkan Arnawati, salah seorang aktifis, berharap presiden terpilih dapat
membantu masyarakat yang tertindas dengan bisa berlaku seadil-adinya, apalagi
selama ini masyrakat kecil selalu tertindas.
"Selama
ini masih banyak masyarakat kecil yang tertindas," sebutnya.
Di sisi lain, Lufti, seorang mahasiswa, berharap presiden terpilih dapat
mewujdukan pemerintah bersih, jujur dan tidak ada bagi-bagi kekuasaan.
Warga yang sudah memiliki hak diharapkan turut mensukseskan Pemilu presiden
dengan ikut melakukan pemungutan suara. (Tongkulem/HF)
pendapat:
Kasus diatas
merupakan contoh kasus manusia dan pandangan hidup dimana pada saat terpilihnya
presiden baru berbagai respon dan tanggapan masyarakat bermunculan. Harapan
seluruh masyarakat Indonesia dengan terpilihnya presiden baru adalah
kesejahteraan masyarakat karena masih banyak masyarakat di negeri ini yang
belum merasakan kesejahteraan yang sesungguhnya. Kesejahteraan itu hanya
dirasakan oleh kalangan atas saja tanpa memperdulikan kalangan bawah. Semoga
sebagai presiden baru kedepannya dapat membawa negeri ini menjadi negeri yang
lebih maju lagi.
Sumber :
Widyosiswoyo, Supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar